Aku
adalah seorang anak yang sangat menyayangi kedua orang tua ku, walaupun
aku terlihat lebih banyak menyakiti hati mereka dibanding menyayangi
mereka. Ketidakmampuanku untuk
memperlihatkan rasa kasih sayang kepada kedua orang tua ku, adalah
merupakan sebuah cacat bagi hidupku. Rasa sayangku kepada orang tua ku
sangatlah besar, sampai apabila dunia kiamat, aku berharap bisa
berpelukkan dengan mereka, hingga aku merenggang nyawa.
Penyesalanku
adalah selama pertumbuhanku di dalam pelukkan mereka yang aku berikan
hanyalah kekecewaan dan sakit hati. Aku merasa belum pernah membuat
orang tuaku bahagia walaupun mereka terkadang tersenyum kepada ku ketika
berada dalam suatu momen tertentu. Aku sebenarnya termasuk anak yang di
jadikan acuan bagi mereka dalam beberapa sisi kehidupan. Tetapi aku
tetap merasa kebahagiaan yang kuberikan tidak lebih berat dari sehelai
bulu.
"Aku tau kalian sangat sayang kepadaku... dan aku tidak mampu membalas kasih sayang kalian berdua kepadaku... sewaktu aku masih anak-anak aku berharap jika sudah besar bisa membalas kasih sayang kalian. Tetapi ternyata hayalan dan angan-anganku lebih panjang di banding ajal yang menjemput bapak... Aku sangat menyesal karena rencanaku untuk mebalas kasih sayang hanya sebatas rencana dan hayalan... aku belum sempat memperkenalkan menantumu wahai bapaku... aku belum sempat mengajak bapak menggendong cucunya yang cantik... aku belum sempat bapakku.... aku belum sempat..... "
Sepeninggal bapak... hidupku terasa tidak ada tujuan.... Yang tersisa ibu yang menjadi harapan bagiku untuk membalas kasih sayang... tetapi ternyata ketidakmampuan ku untuk memperlihatkan kasih sayang kapada ibu, masih menjadi kendala besar bagiku... Bahkan aku malah terus menambah kekecewaannya kepada diriku.. Padahal aku tau, bahwa celaka seorang anak yang tidak dapat memanfaatkan hari tua orang tuanya untuk mendapatkan syurga...
"Ibu... jika engkau marah... jika engkau kecewa... entah karena kesalahpahaman atau karena kekurangajaranku kepadamu... Maka hidupku terasa mati... pundakku terasa ada beban seberat gunung... Ibadahku terasa sia-sia... Aku merasa sudah berada di pintu api neraka, yang apinya sudah tidak sabar menelanku... aku kebingungan menjalani hidup jika selalu di iringi kekecewaan mu ibu..... Ibu.. maafkanlah aku ibu.... terkadang aku tidak menyadari kalau sikap dan ucapanku sudah menyakiti hatimu ibu... Aku memang pantas untuk di siksa, tetapi bukan siksaan karena air matamu ibu... "
"Ya Allah siksa seperti apa yang telah Engkau persiapkan buatku karena telah menyakiti hati ibuku....
Bagaimana nasibku di akhirat nanti ya Allah...
Aku hanya seorang yang lemah, yang tidak mampu berbuat sedikitpun yang bermanfaat..."
Posting Komentar - Back to Content
WARNING !
Berkomentarlah yang sopan oke, Tidak boleh mengandung Unsur
1. Penghinaan / Pelecahan
2. Berkomentarlah Yang sesuai dengan postingan
3. Spamming ( Spam comment )
Sekian Dari Admin Semoga Artikelnya membantu anda